Sambil menjinjing tas ala buksu berwarna coklat tua, mengenakan kemeja dan celana abu-abu,serta memakai sarung batik,dia memulai ritual.Acara ritual dipimpin Mahaguru Badhra Ruci dari tantra Mahayana,Thailan.Kemudian ia melakukan pradaksina dengan mengitari stupa induk borobudur tiga kali. Setelah itu Gere membaca Prita ( doa ) bersama tujuh biksu yang mendampinginya dengan sikap Anjali ( tangan menyembah).Ritual diakhiri dengan sujud terbujur,posisi badan telungkup seperti dilakukan biksu di Tibet selama beberapa detik.
Usai melakukan sembahyang Richard Gere yang memang penganut Budha ini menyapa para wartawan sambil menikmati “Borobudur Sun Rise “ dilanjutkan menikmati kemegahan candi Borobudur dengan mengitari pelataran candi sambil mendengarkan Guide yang menjelaskan tentang relief yang berada di dinding candi.
Ia mengatakan bahwa kedatangannya ke Borobudur ini merupakan penantian selama 25 tahun.” 25 tahun lalu saya datang ke Bali, namun tidak berlanjut ke Jawa, ini sangat menyenangkan “katanya.
Ini menurutnya adalah sebagai bentuk penghormatan kepada guru sepiritualnya Athista dan Dalai Lama. Dia mengaku telah memeiliki ikatan batin dengan kedua gurunya itu.selama ini ia telah mendapatkan pelajaran dan sejarah tentang Borobudur dari keduanya.
Sebagai penganut Budha Gere menilai sangat penting belajar tentang Borobudur secara langsung.Borobudur merupakan karya umat Budha di Indonesia yang banyak memberi sumbangan untuk perkembangan umat Budha di Dunia.
Direktur utama PT Taman Wisata Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Purnomo Siswo Prasetyo mengatakan bahwa kunjungan Gere ini merupakan undangan kementerian Kebudayaan dan Pariwisata utntuk mempromosikan Pariwisata Indonesia khususnya candi Borobudur.
Selama di Borobudur Richard Gere disuguhi berbagai makanan tradisional khas jawa dan Indonesia.