
Kota Mungkid,22/12/2014. program pengurangan risiko bencana dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan dari penanganan yang bersifat reaktif menjadi proaktif. Dimana seluruh lapisan masyarakat merupakan potensi yang harus dipersiapkan dalam rangka penanggulangan bencana, mengingat masyarakat tidak lagi hanya sebagai obyek, akan tetapi sebagai subyek bahkan pelaku utama dalam penanganan bencana.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wakil Bupati selaku Inspektur Upacara pada Apel Siaga Penanggulangan Bencana di Kabupaten Magelang bertempat di Lapangan Supardi Kota Mungkid Kabupaten Magelang.
Menurut Bupati penanggulangan bencana juga membutuhkan berbagai upaya yang sinergi dan terpadu dengan partisipasi aktif masyarakat. Hal itu menjadi sebuah tuntutan dalam rangka kesiapsiagaan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah, dunia usaha, masyarakat, organisasi masyarakat, organisasi profesi dan juga komunitas relawan.
Kabupaten Magelang secara administratif dibagi menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 372 desa/kelurahan. Sedangkan secara umum morfologinya merupakan dataran tinggi yang berbentuk 'basin' /cekungan dengan dikelilingi gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan pegunungan Menoreh.
Dengan melihat kondisi tersebut, wilayah Kabupaten Magelang merupakan laboratorium bencana, karena terdapat beragam bencana, seperti : erupsi gunung Merapi, banjir lahar hujan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran, gempa bumi, angin ribut dan wabah penyakit.
Oleh karena itu masyarakat perlu ditumbuhkembangkan kesadaran dan kemandirian agar senantiasa mampu mengetahui potensi ancaman bencana yang ada, sehingga dapat melakukan penanganan terhadap bencana yang ada di desanya serta segera menyampaikan laporan kejadian bencana kepada Bupati Magelang melalui BPBD p
Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana utamanya Para Relawan adalah sangat penting.. Karena itu diperlukan kekompakan, tenggang rasa dan gotong royong agar penanganan terhadap kejadian bencana dapat diselesaikan dengan ringan.
Peran relawan cukup strategis dalam memberikan informasi yang cepat dan tepat sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana.
Di Kabupaten Magelang untuk saat ini tercatat lebih dari 5000 relawan dari 61 komunitas, yang kesemuanya memiliki kwalifikasi keahlian dalam penanganan bencana, dan sudah tercatat dan mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Melalui pensertifikatan Relawan tersebut diharapkan para relawan tercatat sebagai Relawan Indonesia yang tidak mengenal wilayah batas administratif dalam penanganan bencana dan sewaktu-waktu dibutuhkan dapat membantu penanganan bencana di wilayah Indonesia.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, dengan terbukanya kran-kran komunikasi sangat membantu dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, utamanya kemudahan memperoleh informasi secara cepat.
Drs.sudjadi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang mengatakan kegiatan ini diikuti 800 peserta yang terdiri dari komunitas Relawan dan organisasi Pengurangan Risiko Bencana ( OPRB) sebanyak 400 peserta dari 61 komunitas, TNI.Polri,SAR,PMI serta perwakilan SKPD.
Pada acara tersebut dilaksanakan penyemetan rompi dan topi pada seluruh peserta, penyerahan 400 sertifikat Relawan Indonesia, penandatanganan kesepakatan bersama penanggulangan Bencana, serta peragaan/demonstrasi penanggulangan bencana oleh SAR Magelang berupa bongkar pasang tenda dan pertolongan pertama Gawat Darurat ( PPGD) oleh PMI Kab Magelang.
******pr.dok kendro humasprotokol 12/2014 *******