*HARUS MEMAHAMI SEJARAH UNTUK MEMBUAT SEJARAH.*
Kota Mungkid, 21/3/2017. Warga Kota Mungkid tidak akan pernah dapat menjadi Tuan atas sejarah Kota Mungkid sendiri, tetapi warga Kota Mungkid dapat dan harus menemukan cara untuk mengendalikan kehidupan yang tengah lepas kendali “ Kata Mayjen Mardiyanto mantan mendagri dan Gubernur Jawa Tengah dalam ceramahnya pada Malam Tirakatan dan Sarasehan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Mungkid ke 33 bertempat di pendopo Drh.Supardi Kabupaten Magelang.
Dengan demikian lanjut Mardiyanto, semangat gotong royong atau kebiasaan saling tolong menolong perlu digali kembali dengan cara memanfaatkan kearifan lokal (seni dan budaya) artinya, harus memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang didasarkan pada sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada dengan pendekatan partisipatoris yakni melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam membangun kemajuan daerah Kabupaten Magelang. Dengan perkataan lain, warga Kota Mungkid harus memahami Sejarah untuk membuat Sejarah.
Guna mewujutkan hal diatas Ia berharap : Aparat berprilaku sebagai pamong (pengasuh), artinya biso ngomong (dapat berkomunikasi), biso ngemong (dapat mengasuh) dan wani diomong-omong (berani menanggung resiko sebagai bahan pembicaraan) disamping itu, masyarakat Kabupaten Magelang dituntut mempunyai etos kerja dan dedikasi yang tinggi, Peka dan sadar diri sebagai generasi penerus pembangun Candi Borobudur sebagai World Heritage yang terletak di Kabupaten Magelang, Senantiasa mengantisipasi bahaya erupsi Gunung Merapi dengan kesiagaan yang tinggi dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur menghadapi bencana alam tersebut dan senantiasa Membangun kerukunan dan kebersamaan yang tinggi dan solid.
Pada tahun 1970-1980 Kota Mungkid dikembangkan bersama Kabupaten Semarang/Ungaran; Kabupaten Tegal/Slawi; Kabupaten Pekalongan /Kajen; Kabupaten Magelang di Mungkid dibangun untuk meningkatkan pelayanan publik.
Pemilihan kota Mungkid sebagai ibu Kabupaten Magelang didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut :Kota Mungkid relatif aman dari erupsi Gunung Merapi yang rata-rata mengalami peristiwanya sekitar 4 (empat) tahunan, Kota Mungkid lokasinya dekat dengan Candi Borobudur sebagai ruang tamu bangsa Indonesia, dengan kunjungan wisatawan diperkirakan 3,5- 4 juta orang/tahun, Kota Mungkid relatif sentral bagi wilayah Kabupaten Magelang dan relatif mudah mencari lahan untuk pengembangan kota utamanya dari sisi penyediaan lahan.
“Jadi Otonomi daerah secara filosofis dimaksudkan untuk mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat, akan tetapi realitasnya justru otonomi daerah menjadi arena perebutan kekuasaan” tegas Mardiyanto.
Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP, mengatakan momen peringatan seperti ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk melihat sejenak ke belakang, mengevaluasi kembali kinerja kita selama setahun yang lalu, sekaligus meningkatkan sinergitas dan kekompakan kerja kita ke depan.
Sejalan dengan tema yang diangkat dalam peringatan tahun ini yaitu ”Kita Jalin Persatuan dan Kesatuan Masyarakat Melalui Seni dan Budaya Menuju Magelang Gemilang”, mengandung arti bahwa kekayaan seni dan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang akan digunakan untuk memperkokoh jalinan persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terbina dengan baik. Dengan demikian, cita-cita Kabupaten Magelang menjadi daerah yang gemah ripah (makmur dan sejahtera) disertai tingkat keimanan yang cemerlang akan segera
terwujud.
Harapan kami, pada usianya yang ke-33 ini, Kota Mungkid sebagai Ibu Kota Kabupaten Magelang dapat tumbuh dan berkembang, menjadi kota yang semakin ideal, yang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan dan layanan masyarakat, tanpa meninggalkan ciri khas sebagai pusat Pemerintahan yang bernuansa pedesaan, serta tetap teguh dalam mempertahankan budaya adi luhung bangsa Indonesia.
Kepada segenap komponen masyarakat yang ada tanpa terkecuali, “ mari kita bergandeng tangan dan bersatu padu dalam membangun Kabupaten Magelang ke depan yang lebih baik, demi segera terwujudnya visi dan misi yang kita
cita-citakan bersama yaitu terwujutnya masyarakat yang sejahtera, maju dan amanah ( Semanah ) “ .ajak Bupati.
*****pr.dok kendro humas protokol 3/2017 ****